A. Pengertian Jaringan Long Term Evolution (LTE)
Long Term
Evolution (LTE) adalah generasi teknologi telekomunikasi selular. Menurut
standar, LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit perdetik (Mbps) dan
kecepatan downlink hingga 100 Mbps. Tidak diragukan lagi, LTE akan membawa
banyak manfaat bagi jaringan selular. Perkembangan telekomunikasi menurut
standar 3GPP (third generation partnership project). LTE dibangun dengan tujuan
untuk peningkatan efisiensi, penigkatan layanan, pemanfaatan spectrum lain dan
integrasi yang lebih baik. Hasil LTE ini adalah berupa evolusi release 8 dari
UMTS standard termasuk modifikasi dari sistem UMTS. LTE ini menjadi evolusi
lanjutan dari 3G dan akan dikenal sebagai 4G yang nanti akan jauh lebih efisien
dan simpel. LTE mampu melakukan Download dan Upload dari telelpon selular
dengan kecepatan ratusan Mbps. LTE dipersiapkan untuk format jaringan selular
masa depan. Kekuatannya jauh melebihi yang sudah ada baik 3G HSDPA maupun HSUPA
karena mampu mengalirkan data hingga 100Mbps untuk Downlink dan 50 Mbps untuk
Uplink sehingga dapat mendukung jaringan yang berbasis IP.
B.
Persyaratan Jaringan Long Term Evolution (LTE)
Dalam rangka
memenuhi persyaratan dari IMT Advanced tentang 4G, maka LTE mempunyai beberapa
persyaratan sebagai berikut :
1. Bandwidth yang
terskala, E-UTRA dapat beroperasi pada alokasi bandwidth yang berbeda-beda, yaitu 1.25 MHz, 2.5 MHz, 5 MHz, 10 MHz, 15 MHz, dan 20 MHz baik pada uplink
maupun downlink.
2 2. Puncak laju data
sebesar 100 Mbps untuk downlink, dan 50 Mbps untuk uplink dengan alokasi
spektrum bandwidth 20 Mhz.
3 3. Mencapai 200
pengguna aktif dalam 1 sel (5 MHz)
4 4. User-plane
latency kurang dari 5 ms
5 5. Pilihan spektrum
frekuensi yang dapat disesuaikan dengan jaringan saat ini yaitu band GSM, CDMA,
UMTS (450,700, 850, 900, 1700, 1800, 1900, 2100, 2500MHz)
6 6. Mendukung baik
untuk operasi FDD (Frequency Division Duplex) maupun TDD (Time Division Duplex)
7 7. Antena MIMO
sudah terstandardisasi sehingga secara umum dapat meningkatkan pesat data
sektoral.
C.
Arsitektur Jaringan Long Term Evolution (LTE)
Arsitektur
jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet switching dengan
mobilitas tinggi, quality of service (QOS), dan latency yang kecil. Pendekatan
packet switching ini memperbolehkan semua layanan termasuk layanan voice
menggunakan koneksi paket. Oleh karena itu pada arsitektur jaringan LTE
dirancang sesederhana mungkin, yaitu hanya terdiri dari dua node yaitu eNodeB
dan mobility management entity/gateway (MME/GW). Hal ini sangat berbeda dengan
arsitektur teknologi GSM dan UMTS yang memiliki struktur lebih kompleks dengan
adanya radio network controller (RNC). Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
dengan hanya adanya single node pada jaringan akses adalah pengurangan latency
dan distribusi beban proses RNC untuk beberapa eNodeB. Pengeliminasian RNC pada
jaringan akses memungkinkan karena LTE tidak mendukung soft handover. Sedangkan
arsitektur lengkap LTE sebagai berikut :
1. eNodeB Jaringan
akses pada LTE terdiri dari satu elemen, yaitu eNodeB. eNodeB (eNB) merupakan
interface dengan UE (User Equipment). eNodeB berfungsi untuk Radio Resurce
Management (RRM) dan sebagai transceiver. Sebagai RRM, fungsi eNodeB adalah
untuk mengontrol dan mengawasi pengiriman sinyal yang dibawa oleh sinyal radio,
berperan dalam autentikasi atau mengontrol kelayakan data yang akan melewati
eNodeB, dan untuk mengatur scheduling.
2. Mobility
Management Entity (MME) MME dapat dianalogikan sebagai MSC pada jaringan GSM.
MME adalah node-kontrol utama pada jaringan akses LTE. Ia bertanggung jawab
untuk prosedur paging untuk idlemode UE termasuk retransmisi. MME juga
bertanggung jawab dalam proses aktivasi/deaktivasi dan autentikasi user (dengan
bantuan HSS). MME juga berfungsi untuk mengatur handover, yaitu memilih MME
lain untuk handover dengan MME lain, atau memilih SGSN untuk handover dengan
jaringan akses 2G/3G.
3. Serving Gateway
(SGW) SGW terdiri dari dua bagian, yaitu 3GPP Anchor dan SAE Anchor. 3GPP
Anchor berfungsi sebagai gateway paket data yang berasal dari jaringan 3GPP,
sedangkan SAE Anchor berfungsi sebagai gateway jaringan non- 3GPP. SGW
merutekan dan memforward paket datauser, sambil juga berfungsi sebagai mobility
anchor saat handover antar eNodeB dan untuk menghubungkan LTE dengan jaringan
lain yang sudah ada.
4. Home Subscriber
Server (HSS) HSS adalah database utama yang ada pada jaringan LTE. HSS adalah
sebuah super HLR yang mengkombinasikan fungsi HLR sebagai database dan AuC
sebagai autentikasi.
D.
Layanan Jaringan Long Term Evolution (LTE)
Melalui
kombinasi downlink dan kecepatan transmisi (uplink) yang sangat tinggi, lebih
fleksibel, efisien dalam penggunaan spektrum dan dapat mengurangi paket
latensi, LTE menjanjikan untuk peningkatan pada layanan mobile broadband serta
menambahkan layanan value-added baru yang menarik. Manfaat besar bagi pengguna
antara lain streaming skala besar, download dan berbagi video, musik dan konten
multimedia yang semakin lengkap Untuk pelanggan bisnis LTE dapat memberikan
transfer file besar dengan kecepatan tinggi, video conference berkualitas
tinggi dan nomadic access yang aman ke jaringan korporat. Semua layanan ini
memerlukan throughput yang signifikan lebih besar untuk dapat memberikan
quality of service.
Berikut layanan dan aplikasi
LTE. Kategori layanan Saat ini LTE Layanan Suara Real-time audio VoIP,
Konferensi video Pesan P2F SMS, MMS, Email prioritas rendah, Pesan foto, IM,
Email mobile, Pesan video, Browsing Akses kelayanan informasi online dengan
tarif jaringan standar. Saat ini sangat terbatas untuk browsing WAP melalui
jaringan GPRS dan 3G. Browsing super cepat, mengupload konten ke situs sosial.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Long Term Evolution
Ada beberapa
kelebihan teknologi LTE 4G yang sangat berbeda dengan teknologi sebelumnya,
antara lain:
1 1. Teknologi LTE
menawarkan kecepatan downlink hingga 300 Mbps dan Uplink 75 Mbps.
2 2. LTE menggunakan
Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data
melaului banyak operator spektrum radio yang masing-masing sebesar 180 kHz.
3 3. Mendukung
gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R.
4 4. Untuk di
perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi dan digunakan untuk mendukung
kecepatan tinggi mobile broadband.
5 5. Mendukung MBSFN
(Multicast Broadcast Single Frequency Network).
6 6. Peningkatan
dukungan mobilitas tinggi.
7 7. Kekurangan Teknologi
4G LTE:
8 8. Biaya untuk
infrastruktur jaringan baru realtif mahal.
9 9. Jaringan harus
diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.
1 10. LTE menggunakan
MIMO (Multiple Input Multiple Output), tentunya memerlukan antena tambahan pada
pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data.
1 11. Sebagai
akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu membeli mobile
device baru agar dapat menikmati jaringan yang mendukung teknologi LTE
Komentar
Posting Komentar